Arthur Stewart, Mantan Pecandu narkoba Yang Sukses Menjadi General Manager
Petualangan
lelaki berwajah indo, di dunia narkotika, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA)
ini dimulai sejak kelas 1 SMP. Saat itu Arthur sudah mulai mencoba menggunakan
obat-obat penenang dan ganja karena mengikuti tren pergaulan.
Kepada NapzaIndonesia.com,
Arthur, mengaku saat mulai menggunakan NAPZA, Ia kurang memahami dampak negatif
yang ditimbulkan dari obat-obatan yang dikonsumsinya itu.
Pada 1992,
seiring dengan berjalannya waktu, Arthur yang saat itu sudah duduk di bangku
SMA makin menjadi. Dari coba-coba menggunakan ganja, Ia mulai menggunakan
heroin.
Saat menggunakan hard drugs ini, Ia sudah tahu pasti bahaya apa
yang menantinya. Tapi rasa ingin tahu dan keinginan untuk mendapatkan
kenikmatan yang “lebih” telah membuat Ia mengabaikan kecemasan akan dampak
buruk heroin.
“Dalam waktu
singkat, heroin yang dikonsumsi dengan cara dihirup tidak lagi memuaskan, saya
pun mulai menggunakan heroin dengan cara menyuntik.” ujar lelaki kelahiran 7
Juli ini.
3 tahun
berada dalam ketergantungan heroin membuat kehidupan Arthur bertambah buruk.
Satu persatu kawan dan sahabat mulai menjauhinya, dan keluarga sering
memperingatkan Arthur untuk kembali menata hidupnya.
“Hidup saya
menjadi tidak teratur dan hanya terpaku pada satu tujuan, yakni bagaimana bisa
mendapatkan kebutuhan obat untuk hari itu.” imbuh lelaki yang saat di kota
asalnya dahulu sempat tergabung dalam perkumpulan Bikers Brotherhood Bandung
(BBB) ini.
Tiga tahun
kemudian, Arthur memutuskan untuk menempuh terapi dan rehabilitasi pada sebuah
klinik ketergantungan NAPZA di Singapura. Selama 2 tahun di negeri Singa ini,
Ia berjuang untuk mengalahkan ketergantungannya pada NAPZA dengan bertahan
menjalani pengobatan di klinik tersebut.
Akibat menggunakan NAPZA, salah satu
ginjalnya harus diangkat, dan fungsi lever-nya pun menurun. Arthur menjadi
lebih pelupa dan mengalami kesulitan untuk mengendalikan temperamen. Arthur
juga masih menderitainsomnia yang
biasa menghinggapi para mantan pengguna NAPZA.
Dokter
mewajibkan dirinya untuk selalu menjaga pola makan serta istirahat yang cukup
untuk mempertahankan kesehatannya.
Dari Bandung Menuju Bali
Pada 1997,
Arthur kembali ke Indonesia. Ia-pun memutuskan untuk meninggalkan Bandung untuk
menuju ke Bali. Keputusannya ini adalah untuk menghindari lingkungan
pergaulannya yang lama, yang belum lepas dari penggunaan NAPZA ilegal.
Keinginan
kuat Arthur untuk mengubah hidupnya dengan cara pindah ke Bali, tidaklah
sia-sia. Di Bali cita-citanya untuk mengembangkan hobi lama di bidang perakitan
motor besar tercapai.
Tekad yang kuat dari Arthur untuk membuka
lembaran baru hidupnya di Bali pun berbuah manis. Di Pulau Dewata ini, Ia
bertemu dengan Steven Malotsis (41), seorang pengusaha asal Melbourne –
Australia. Mereka pun kemudian bekerjasama mengembangkan sebuah usaha persewaan
dan perakitan motor besar jenis chopper yang berlokasi di kawasan jalan
Melasti, Legian-Bali.
Perusahaan yang didirikan pada 2007 lalu ini,
sampai sekarang menjadi satu-satunya tempat acuan bagi para penggemar chopper yang berkunjung ke Bali, baik sekedar
untuk menyewa atau memesan motor chopper rakitan dan modifikasi sesuai
keinginan mereka.
Chopper Heaven yang
dikelolanya ini, telah membawa Arthur meraih sukses dalam dunia yang sangat Ia
minati, motor besar.
“Tidak
kurang dari 20 klub motor besar dari mancanegara menjadikan Chopper Heaven
tempat singgah untuk bertukar informasi tentang motor Chopper.” ujar General
Manager Chopper Heaven ini.
Tidak hanya
jadi tempat rujukan dunia motor besar semata, Arthur dan Chopper Heaven yang
dikelolanya pun kerap menghadiri beragam kegiatan motor besar internasional.
Kepada NapzaIndonesia.com,
Arthur merasa bangga bahwa Ia dapat mengubah hidupnya menjadi lebih berguna dan
terarah pada saat berhasil meninggalkan penggunaan hard drugs. Ia yakin, keberhasilannya
ini dapat juga diraih oleh teman-teman lain yang saat ini masih berada dalam
ketergantungan NAPZA.
“Kunci
keberhasilan saya karena ada dukungan dari keluarga serta tekad kuat dari dalam
diri saya sendiri untuk meninggalkan dunia penyalahgunaan NAPZA.” papar lelaki
tidak pernah malu mengakui keberadaan dirinya sebagai mantan pengguna NAPZA.
Ia berharap
dengan berbagi kisah hidupnya ini, Ia dapat menjadi inspirasi bagi teman-teman
pengguna NAPZA lainnya untuk dapat meraih kehidupan yang lebih baik.
Penulis : Yuni Yusnia
Sumber : NapzaIndonesia